MEDIA CENTER, Palangka Raya – Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat kembali ke alam (back to nature), serta data tanaman obat berbahan lokal sangat sedikit dan potensi tanaman obat (TO) lokal yang belum teridentifikasi secara baik. Sehingga diadakan Seminar kajian pengembangan tanaman obat berbahan baku lokal, di Ruang Rapat Peteng Karuhei I Kantor Walikota Palangka Raya, Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, Selasa (22/10/2019).
Walikota Palangka Raya dalam pembukaan Seminar yang dibacakan oleh Plt. Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Palangka Raya, Murni menyampaikan seminar ini merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mendapatkan ide-ide baru yang strategis untuk mendukung pengembangan tanaman obat khususnya kota Palangka Raya.
Kota Palangka Raya memiliki potensi di bidang pertanian yang cukup baik, termasuk didalamnya komoditas tanaman biofarmaka. Tanaman biomarka berbahan baku lokal adalah tanaman obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah di Kota Palangka Raya, jadi hidupnya secara alami. Dan melalui kajian seminar ini potensi tanaman obat dapat terdokumentasi dengan baik.
Titin Apung Atikah sebagai narasumber dalam seminar menyampaikan rendahnya minat masyarakat untuk menekuni usaha di bidang TO karena rendahnya harga TO ditingkat petani, rendahnya pemahaman tentang melestarikan TO khas Kalteng agar tidak punah.
Ditambah juga oleh narasumber Abdul Syahid, “Selain itu penghambat yang lain ada anggapan di masyarakat bahwa TO berasal turun temurun dari nenek moyang sehingga tidak boleh diberitahukan kepada masyarakat umum atau orang lain”. Dan merekomendasikan adanya Rencana Aksi Masterplan Pengembangan TO berbahan baku lokal di Kota Palangka Raya. (MC. Isen Mulang/Bambang)