Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Kalimantan Tengah mulai terlihat dengan negatifnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II dan triwulan III tahun 2020. Perekonomian Kalimantan Tengah tercatat mengalami koreksi pada triwulan II dan triwulan III yakni sebesar -3,15 persen dan -3,12 persen (year on year). Pada triwulan I, perekonomian Kalimantan Tengah belum terpengaruh dampak Covid-19. Hal ini terjadi karena kasus pertama pasien positif Covid-19 yang terkonfirmasi di wilayah Kalimantan Tengah baru ada di tanggal 20 Maret 2020. Tak heran bila pada triwulan I, ekonomi Kalimantan Tengah masih tumbuh sebesar 2,95 persen (year on year). Meski pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III tercatat terkontraksi, namun bila dibandingkan dengan triwulan II, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan III tumbuh sebesar 1,69 persen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih terlihat jauh lebih baik dari pada pertumbuhan ekonomi tingkat nasional pada triwulan III 2020.
Dalam struktur ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III, terdapat tiga lapangan usaha yang paling mendominasi. Pertama, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberi kontribusi terbesar, yakni 22,31 persen. Kedua, Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 15,22 persen dan disusul Lapangan Usaha Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil Sepeda Motor sebesar 13,23 persen. Ada hal menarik yang dapat kita cermati dari data Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan III 2020. Diantara ketiga lapangan usaha yang paling mendominasi dan menyerap tenaga kerja di Kalimantan Tengah, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberikan sinyal rebound yang terbesar. Tercatat laju pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terhadap triwulan II bahkan mencapai 3,29 persen. Angka ini mengalahkan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah yang hanya 1,69 persen bila dibandingkan dengan triwulan II. Reboundnya Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ini didominasi oleh sektor Perkebunan dengan produk utama Kelapa sawit.
BPS mencatat Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di wilayah Kalimantan Tengah memberikan sumbangsih 7.921,7 milyar pada triwulan II dan meningkat menjadi 8.480,1 milyar pada triwulan III. Peningkatan ini terjadi seiring dengan peningkatan harga kelapa sawit dunia. Dalam laporan Bank Indonesia, dibandingkan Januari 2020 harga kelapa sawit tercatat tumbuh 17,7 persen pada Agustus 2020. Kondisi ini ternyata langsung direspon cepat oleh para pelaku pasar kelapa sawit. Tak heran bila produksi minyak mentah (CPO) dan turunannya terus mengalami peningkatan. Pada Agustus 2020 misalnya, CPO di Kalimantan Tengah tercatat mengalami peningkatan sebesar 13,74 persen atau senilai 4,8 juta ton.
Tren produksi yang meningkat seiring dengan peningkatan tren harga CPO menjadi kesempatan untuk Sektor Pertanian di Kalimantan Tengah meningkatkan nilai ekspor kelapa sawit. Kondisi ini tentu sangat baik bagi perekonomian Kalimantan Tengah. Di tengah pandemi yang belum berakhir, adanya peningkatan harga komoditas kelapa sawit berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Kita tahu bahwa pandemi menyebabkan lesunya perekonomian di Kalimantan Tengah. Adanya peningkatan angka pengangguran yang terjadi akibat pandemi merupakan sebuah fenomena yang terjadi dan belum teratasi. Reboundnya pertanian perlu dimanfaatkan secara maksimal. Para pengusaha dan pelaku pasar kelapa sawit di Kalimantan Tengah perlu memanfaatkan momentum ini secara maksimal dengan terus meningkatkan produktivitasnya. Adanya peningkatan produktivitas, secara tidak langsung akan menambah penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Dengan begitu angka pengangguran di Kalimantan Tengah menurun, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan meningkat dan di harapkan laju ekonomi di Kalimantan Tengah dapat bertumbuh lebih baik di triwulan berikutnya.
Penulis :
Lydia Putri, S.tr.Stat
(Statistisi Ahli Pertama Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya)