TERKINI
Ritual Tiwah Massal Jadi Magnet Bagi Wisman

Ritual Tiwah Massal Jadi Magnet Bagi Wisman

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Tak bisa dipungkiri yang membangggakan bagi suku Dayak hingga sampai ini, adalah masih terpeliharanya beragam tradisi atau ritual bahkan dunia supranatural. Upacara atau ritual Tiwah salah satunya.

Pertanyaannya sekarang, apakah ritual Tiwah yang konon hanya ada satu-satunya ritual di muka bumi ini, selain mampu dilestarikan, maka disisi lain, apakah mampu memikat daya tarik banyak orang untuk melihat dan mengikuti pelaksanaannya.

Hal tersebut dapat dijawab, seperti yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, untuk tahun ini kembali menggelar ritual Tiwah Massal.

Ritual keagamaan umat Kaharingan ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan Pemprov Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2018 lalu, dan untuk tahun ini, ritual Tiwah  digelar di Kabupaten Pulang Pisau dan resmi dibuka pelaksanaannya beberapa waktu lalu.

Tiwah Massal II begitu tajuk pelaksanaannya, yang kali ini digelar di Desa Sigi Kabupaten Pulang Pisau, dimana wilayah desa ini berdekatan dengan Kota Palangka Raya.

Bagusnya, pelaksanaan ritual Tiwah Massal ditahun ini tampaknya memiliki daya tarik tersendiri. Terutama menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara (Wisman) untuk melihat pelaksanaannnya.

“Seperti pelaksanaan tahapan Tiwah Massal kemarin, belasan wisatawan asal Jerman yang dipimpin Profesor Weber, tampak antusias menyaksikan dan mengikuti beberapa proses ritual,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Guntur Talajan, Kamis (21/11/2019).

Pada kegiatan tersebut, lanjutnya, mereka (wisatawan red) turut serta mengikuti tarian Manganjan mengelilingi Sangkai Raya yang merupakan tempat anjung-anjung dan persembahan untuk Ranying Hatalla atau Sang Pencipta.

Hal itu terlihat ketika dipandu masyarakat setempat, para wisatan asing ini tidak ragu dan sungkan mengikuti proses kegiatan.

“Tiwah Massal yang merupakan ritual keagamaan ini menjadi daya tarik wisatan asing. Tentu ini menjadi kebanggaan karena secara tidak langsung kekhasan yang ada di Kalteng dikenal masyarakat luar,” kata Guntur.

Perlu diketahui lanjut dia, ritual Tiwah Massal merupakan upacara penyucian dan pengantaran roh leluhur ke alam surga bagi umat Hindu Kaharingan ini, atau secara khusus dapat dikatakan, Tiwah merupakan proses dikembalikannya roh orang yang sudah meninggal kepada Sang Pencipta atau dikenal dengan Ranying Hattala Langit.

“Selain memang merupakan upacara keagamaan yang didukung pemerintah, Tiwah ini kita harapkan menjadi daya tarik wisatawan. Tentunya apa yang menjadi ciri khas Kalteng perlu didukung dan dikembangkan terus,” tukas Guntur.

Tiwah Masal di Desa Sigi yang dimulai pada November  ini sebut Guntur, dijadwalkan selesai pada pertengahan Desember nanti. “Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan Dayak serta mengenalkan peradaban kepercayaan Hindu Kaharingan kepada masyarakat luas,” tambahnya lagi.

Untuk diketahui imbuh Guntur, ritual Tiwah Massal Kalteng ini sudah masuk Calenderr Of Even (CoE) Kemenpar, sehingga kegiatan ini rutin digelar setiap tahunnya. (MC. Isen Mulang.1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*